Kegiatan benchmarking antara Sekolah Tinggi Teologi Arastamar (STT) Wamena Papua dan Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) IAIN Parepare yang berlangsung pada 25 November 2025 menjadi ruang strategis untuk memperkuat kualitas pengembangan Program Studi Sosiologi Agama. Pertemuan ini disusun sebagai bagian dari upaya peningkatan mutu akademik melalui dialog institusional, pertukaran pengalaman kelembagaan, serta penyelarasan praktik baik dalam pengelolaan tridharma perguruan tinggi.
Benchmarking dimulai dengan sesi penerimaan resmi yang ditandai dengan pertukaran cendera mata sebagai simbol komitmen kedua pihak untuk membangun jejaring kolaboratif. Kegiatan ini menjadi kesempatan penting bagi STT Arastamar Wamena untuk mempelajari pendekatan akademik dan tata kelola prodi yang telah dikembangkan oleh FUAD IAIN Parepare, terutama dalam penguatan kurikulum berbasis riset sosial-keagamaan, pengelolaan program Merdeka Belajar, serta strategi implementasi penjaminan mutu internal.
Pada sesi diskusi inti, kedua lembaga membahas rekonstruksi kurikulum Sosiologi Agama yang responsif terhadap dinamika sosial-kultural wilayah masing-masing. Bagi STT Arastamar Wamena, penekanan diberikan pada kebutuhan integrasi nilai-nilai lokal Papua ke dalam struktur keilmuan, agar lulusan mampu membaca realitas masyarakat secara kritis sekaligus menjaga keberlanjutan kearifan lokal. Tim IAIN Parepare memaparkan praktik-praktik empiris dalam penelitian sosial keagamaan, penguatan laboratorium sosial, serta skema keterlibatan mahasiswa dalam riset berbasis komunitas sebagai model pembelajaran partisipatoris yang dapat direplikasi.
Selain itu, pembahasan turut menyentuh aspek manajemen akademik seperti pengembangan roadmap penelitian, tata kelola publikasi ilmiah, strategi meningkatkan kapasitas dosen dalam riset interdisipliner, dan penguatan jejaring kerja sama regional. Melalui dialog yang sistematis dan berfokus pada relevansi keilmuan, benchmarking ini membuka peluang kolaborasi jangka panjang dalam bentuk riset bersama, pertukaran dosen, serta penyusunan program pengabdian masyarakat yang kontekstual.
Secara keseluruhan, benchmarking ini menghasilkan pemahaman bersama tentang urgensi pengembangan Prodi Sosiologi Agama yang adaptif, berorientasi pada kebutuhan masyarakat, dan berbasis paradigma ilmiah yang mutakhir. Pertemuan ini menegaskan bahwa kerja sama lintas lembaga menjadi fondasi penting dalam menciptakan ekosistem pendidikan tinggi yang unggul dan relevan dengan perubahan sosial yang terus berlangsung.