IAKN Ambon Laksanakan Yudisium Simbolis Peserta PPG Daljab di STT Arastamar Wamena, Dipantau Kemenag
Wamena, [5 November 2025] – Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Ambon secara resmi melaksanakan Yudisium dan Pengukuhan simbolis Peserta Program Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan (PPG Daljab) yang bertempat di Aula Kampus STT Arastamar Wamena. Kegiatan ini berlangsung di bawah pemantauan langsung Kementerian Agama, sebagai bentuk pengawasan mutu dan akuntabilitas pelaksanaan program nasional peningkatan profesionalisme guru.
Enam peserta yang mengikuti prosesi yudisium simbolis dalam kegiatan tersebut adalah Ivo Sastri Rukua, M.Pd.K, Grendy Reney Muaya, M.Pd, Anika Regina Lau, M.Pd, Eter Sugiarsi, M.Pd.K, Mardi, M.Pd, dan Adriani, S.Th. Seluruh peserta telah dinyatakan lulus setelah menyelesaikan rangkaian tahapan PPG Daljab yang meliputi penguatan kompetensi pedagogik, pendalaman materi bidang studi, pengembangan kepribadian profesional, serta praktik pembelajaran berbasis kinerja.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Ketua STT Arastamar Wamena, Dr. Sensius Amon Karlau, M.Pd.K, perwakilan Kementerian Agama Wamena, serta Kepala Sekolah SMTK Arastamar Wamena. Kehadiran para pemangku kepentingan tersebut memperlihatkan sinergi antarlembaga dalam mendukung peningkatan kualitas guru, khususnya di wilayah Papua Pegunungan yang memiliki tantangan pendidikan yang khas dan kompleks.
Dalam suasana yang khidmat namun penuh makna, yudisium simbolis ini tidak hanya menjadi penanda kelulusan akademik, tetapi juga menegaskan legitimasi para peserta sebagai guru profesional yang diakui secara nasional. Program PPG Daljab yang dikelola IAKN Ambon menjadi bentuk konkret komitmen negara dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui penguatan kapasitas pendidik yang telah mengabdi langsung di lapangan.
Pelaksanaan kegiatan di lingkungan STT Arastamar Wamena mencerminkan peran strategis kampus ini sebagai mitra akademik dan ruang kolaborasi dalam pembangunan kualitas pendidikan Kristen di Papua. Sinergi antara IAKN Ambon, STT Arastamar Wamena, dan Kementerian Agama menjadi fondasi kuat bagi lahirnya pendidik yang tidak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga memiliki integritas, spiritualitas, dan kepekaan sosial terhadap konteks lokal.
Yudisium ini sekaligus menjadi simbol bahwa peningkatan mutu pendidikan di Papua tidak lagi berjalan sebagai program terpisah, melainkan sebagai gerakan nasional yang menyentuh langsung ruang-ruang belajar di daerah terluar, terdepan, dan tertinggal.